Sabtu, 22 Desember 2007

Pendidikan Moral Dalam Keluarga

Dewasa ini, banyak sekali kasus yang meresahkan masyarakat mulai dari maraknya kriminalitas, tawuran antar pelajar hingga munculnya berbagai adegan film porno yang melibatkan kaum remaja itu sendiri yang berakhir di bui. Hal ini sangat memprihatinkan bagi semua pihak dan perlu penanganan yang lebih serius oleh masyarakat hingga pemerintah. Betapa tidak hal ini menyangkut pertaruhan citra dan martabat bangsa Indonesia. Disinilah moral kita sebagai bangsa yang berpedoman pada UUD 1945 dan Pancasila dipertanyakan. Remaja merupakan generasi penerus bangsa haruslah berusaha semaksimal mungkin menjadi manusia yang bermoral. Janganlah kita memperpanjang catatan hitam negri ini dengan berbuat di luar jalur hukum yang mencoreng nama bangsa Indonesia. Kita harus sadar betapa pentingnya moral untuk kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masyarakat yang sejahtera.
Dalam lingkup yang paling kecil, keluarga merupakan sarana pendidikan informal yang paling efektif khususnya dalam proses belajar dan pembelajaran moral serta tingkah laku yang baik sedari dini. Di sinilah peran keluarga sangat diperioritaskan dalam membentuk dan mendidik para generasi penerus yang berakhlak. Dalam keluarga, kita sebagai remaja dikontrol untuk tidak memberikan kesempatan pada diri kita sendiri untuk menjalani hidup diluar jalur “kehidupan yang normal”.
Namun, bagi remaja yang tidak memiliki keluarga yang utuh adalah bukan suatu alasan untuk melakukan tindakan yang tidak bermoral. Hal ini menjadi tanggung jawab dirinya sendiri, keluarga besarnya bahkan orang sekitarnya. Sebagai remaja, kita dituntut untuk menjadi penerus bangsa yang berguna untuk meneruskan perjuangan bangsa dengan belajar dan tidak melakukan perbuatan yang tidak bermoral.

Sabtu, 15 Desember 2007

Fungsi Komunikasi

Komunikasi merupakan sarana yang paling vital bagi setiap manusia untuk mengerti dirinya sendiri, mengerti orang lain dan memahami lingkungannya. Mengetahui tempat dan cara kehadirannya di masyarakat serta hubungan dengan sesama yang ada di sekitarnya. Semua itu dapat dipahami dengan adanya “Jalur Komunikasi” yang terjalin baik. Komunikasi tidak saja dikenal dalam bidang kehumasan (public relations) ataupun dalam dunia pers, melainkan mempunyai cakrawala pemahaman yang sangat luas. Hampir di setiap aspek kehidupan manusia terjalin proses komunikasi yang disadari maupun tidak disadari. Dalam bidang perdagangan komunikasi berperan aktif, juga dalam bidang pendidikan hingga pembangunan. Komunikasi sangat menentukan maju mundurnya nilai-nilai pendidikan, nilai pembangunan yang menyangkut nilai moral serta nilai materialnya.

Sering perencanaan yang baik, gagal dalam pelaksanaannya. Hal ini hanya disebabkan oleh karena komunikasi yang tidak lancar sehingga baik pihak perencana maupun pihak pelaksana itu tidak mengerti satu sama lain. Di sisi lain, sering terlontar berbagai asumsi dan praduga yang negatif dalam interaksi masyarakat sehingga mengakibatkan masyarakat akan berusaha mempertahankan identitas masing-masing, termasuk mempertahankan harga diri, integritas dan menjaga pengaruh wibawa masing-masing. Dengan kominikasi, situasi pemikiran dan keadaan yang kaku itu dapat dijernikan, diupayakan pemahaman, pengertian yang sama.

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran/perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komuniken). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Komunikator yang baik adalah orang yang selalu memperhatikan umpan balik sehingga ia dapat segera mengubah gaya komunikasinya di kala ia mengetahui bahwa umpan balik dari komuniken bersifat negatif.

Di dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang sangat berperan aktif. Pertama, komunikator yang berdiri dan memainkan model/ media komunikasi verbal maupun non-verbal. Kedua, komuniken (pribadi atau kelompok) adalah pihak yang menerima hubungan dari komunikator. Ketiga, pesan yaitu unsur terpenting dan inti dalam interaksi antara komunikator dengan komuniken. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi pesan disampaikan sedemikian rupa, kadangkala dengan menciptakan stimulan (rangsangan) sehingga komunikan merasakan respect terhadap pesan.

Pesan itu diusahakan dengan memakai bahasa, simbol atau lambang yang sudah dipahami oleh komuniken maupun komunikator itu sendiri, sehingga salah pengertian (miscommunication) dapat dihindari. Selain soal bahasa yang dipergunakan, pesan itu seharusnya “membangkitkan kebutuhan atau keuntungan pihak komuniken”. Karena itu komunikator harus mampu melihat kebutuhan sesamanya di samping kebutuhannya sendiri.

Begitu juga dalam hal pendidikan, dalam bidang pendidikan diusahakan agar komunikasi berjalan dengan baik agar pencapaian nilai dan tujuan serta interaksi yang ada di dalamnya sehingga implimentasi pendidikan berjalan baik. Ditinjau dari prosesnya, pendidikan merupakan komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komuniken.

Perbedaan antara komunikasi dengan pendidikan terletak pada tujuannya dan efek yang diharapkan. Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan iniloah yang dalam proses komunikasi melahirkan istilah-istilah khusus seperti penerangan, propaganda, agitasi, dan pendidikan.

sertifikasi guru

Sertifikasi Sebagai Upaya Pensejahteraan Guru

Guru menjadi ujung tombak dalam pembangunan pendidikan nasional. Yang paling utama dalam membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal (sekolah). Guru profesional dan bermartabat menjadi harapan kita semua karena akan melahirkan anak bangsa yang cerdas, aktif, kreatif, kritis, inovatif, demokratis, dan berakhlak. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktek pendidikan yang berkualitas.

Sertifikasi guru merupakan salah satu cara untuk mewujudkan harapan tersebut. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru sebagai bukti keprofesionalitasan seorang guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Tetapi untuk mendapatkan sertifikasi tersebut tidak mudah. Karena seorang guru harus memenuhi syarat seperti pengumpulan portofolio yang banyak berisi dokumen berkaitan dengan pendidikan di antaranya kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, serta penghargaan yang relevan di bidang pendidikan yang semuanya itu nantinya akan dinilai untuk menentukan kelayakan pemberian sertifikasi. Bagi guru yang belum memenuhi syarat, akan mengikuti pendidikan dan pelatihan hingga guru dapat menguasai kompetensi guru.

Pemberian sertifikasi guru bukan hanya mewujudkan harapan peningkatan kualitas sumber daya manusia di sekolah, tetapi juga salah satu upaya pemerintah mensejahterakan pahlawan tanpa tanda jasa tersebut ke jenjang yang lebih tinggi bagi mereka yang “layak” menerimanya. Peningkatan program lain adalah peningkatan kualifikasi akademik guru menjadi S1/D4 yang menurut sebagian orang sama dengan pendidikan yang bersifat instan.

Disini diharapkan jika guru mengikuti sertifikasi, tujuan utamanya bukanlah hanya semata-mata untuk mendapatkan tunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki kompetensi sebagaimana di syaratkan dalam standar kompetensi seorang guru. Tunjangan profesi merupakan timbal balik dari pemerintah karena guru merupakan salah satu komponen utama yang mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia ini dengan kemampuannya. Dengan menyadari hal ini maka seorang guru tidak akan memperoleh sertifikasi dengan menghalal kan segala cara melainkan mempersiapkan diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi syarat memenuhi sertifikasi. Maka dari itu sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu meningkatnya kualitas para guru.

Positif atau negatifnya pengaruh dari kebijakan pemerintah mengenai sertifikasi guru, toh sertifikasi merupakan angin segar bagi pahlawan tanpa tanda jasa terlepas dari “apakah serifikasi guru tersebut menjaminnya peningkatan kualitas seorang guru yang hanya dinilai dari tumpukan berkas-berkas saja?” yang penting sertifikasi merupakan suatu jalan untuk meningkatkan kesejahteraan guru pada dasarnya.